Senin, 31 Oktober 2011

Materi Agama Hindu


BHUWANA ALIT


1.     Pengertian Bhuwana Alit

Bhuwana Alit artinya alam kecil, sering juga disebut Mikrokosmos (isi dari alam semesta), seperti manusia, binatang, tumbuh – tumbuhan dan yang lainnya. Berdasarkan sastra diketahui bahwa ciptaan makhluk hidup di dunia ini juga mengalami evolusi yaitu perubahan peningkatan perlahan – lahan. Demikianlah setengah jagat raya di ciptakan oleh Tuhan maka berlanjut adanya makhluk hidup, dari yang rendah sampai dengan makhluk yang tertinggi yaitu manusia.


2.     Proses Terciptanya Bhuwana Alit

v  Setelah Tuhan menciptakan Bhuwana Agung, lalu beliau berkehendak menciptakan isi dari alam semesta ini, yaitu : manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan yang lainnya.
v  Badan semua makhluk tersebut disebut dengan Bhuwana Alit.
v  Kelahiran manusia sebagai bagian dari Bhuwana Alit mengalami proses yang sangat panjang mengikuti siklusnya.
v  Siklus :

Sukla                                      ><                                Swanita
                                (sel sperma)               (Sang Ajursulang)                (sel telur)
 

                                                                                      Fertilisasi (pembuahan)
                                                                                      Sang Bubuh Rumaket

                                                    Sang Nilakanta

                                                                     
                  Zygote
                                                                    ( Sang Antigajati )
 

                                                                                   
                                                                                         Nidasi dalam uterus (Kunda Cacupu Manik


Bayi
                                                                   ( Bhuwana Alit )
Keterangan :
-        Sukla / Kama Petak / Sang Hyang Smara = sel sperma
-        Swanita / Kama Bang / Dewi Ratih = sel telur (ovum)
-        Menurut Lontar Anggastyaprana : pertemuan Kama Petak dan Kama Bang disebut Sang Ajursulang.
-        Luluhnya pertemuan kedua kama itu menjadi satu (pembuahan) disebut Sang Bubuh Rumaket.
-        Pada saat itulah datang Sang Hyang Nilakanta menganugerahkan berkah sehingga mengentallah kedua kama itu bagaikan telur yang disebut dengan zygote (Sang Hyang Antigajati / Manik).
-        Manik itu masuk ke dalam garbha-pradhana (perut sang Ibu) dan akhirnya nidasi (mengendap) dalam rahim/uterus atau yang juga disebut Kunda Cacupu Manik / Iwapadha / mula-dhara.
-        Selanjutnya Manik yang bernidasi pada rahim mengalami proses pertumbuhan yang semakin hari semakin membesar serta mengubah dirinya sehingga akhirnya membentuk dan lahirlah seorang bayi “Bhuwana Alit”.
-        Munculnya makhluk hidup tersebut kemudian memiliki Atma sebagai bagian kecil dari Parama Atma.
-        Unsur Citta, Budhi, Manah, Ahangkara, Dasendria membentuk indria manusia, Panca Tan Matra dan Panca Maha Bhuta membentuk tubuh manusia, Atma memberi jiwa pada makhluk.
-        Maka terciptalah manusia yang lengkap memiliki jiwa, pikiran, perasaan, dan organ tubuh yang sempurna adanya.
-        Manusia pertama adalah Manu atau Swayambhumanu.

v  Mahluk hidup ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
1.    Kelompok Eka Pramana
-        Hanya memiliki satu kekuatan dalam hidupnya yaitu Bayu.
-        Dikenal dengan sebutan “Sthawara” yaitu makhluk hidup yang hidupnya tidak berpindah-pindah seperti tumbuhan.
-        Golongan Sthawara antara lain :
a.    Trana (bangsa rumput) baik yang hidup di air maupun di darat.
b.    Lata (bangsa tumbuhan menjalar) yang keadaan hidupnya menjalar pada tanah atau pohon yang lainnya.
c.    Taru (bangsa semak dan pepohonan)
d.    Gulma (bangsa pohon yang bagian luar pohon bersangkutan berkayu keras dan bagian dalamnya berongga atau kosong)
e.    Janggama (bangsa tumbuhan yang hidupnya menumpang pada pohon yang lain).
2.    Kelompok Dwi Pramana
-        Memiliki dua kekuatan dalam hidupnya yakni Bayu dan Sabda.
-        Dikenal dengan sebutan Satwa atau Sato.
-        Golongan Satwa :
a.    Swedaya (bangsa binatang satu sel) yang hidupnya di air atau tanah basah.
b.    Andaya (bangsa binatang yang bertelur) yang biasanya hidup di air, darat maupun di atas pohon atau udara. Seperti : ikan, amphibi, ular, burung.
c.    Jarayudha (bangsa binatang yang menyusui), baik binatang pemakan rumput maupun pemakan daging.
3.    Kelompok Tri Pramana
-        Makhluk hidup yang memiliki tiga kekuatan dalam hidupnya, seperti Bayu, Sabda, dan Idep.
-        Mahluk hidup ini juga dikenal dengan sebutan Manusya.
-        Selain memiliki Tri Pramana, juga dilengkapi dengan unsur – unsur yang lain seperti pikiran, buddhi, rasa dan yang lainnya.
-        Golongan Manusya   :
a.    Nara Merga (manusia binatang)
-       Para seniman “Hindu” melukiskan keberadaan manusia ini, seperti Nara Singa yaitu makhluk hidup yang berbadan manusia dan berkepala binatang “Singa”
-       Seniman lainnya ada yang melukiskan sebagai makhluk berkepala manusia berbadan binatang seperti “ikan duyung”.
-       Manusia binatang adalah manusia yang masih memiliki pola berfikir seperti manusia, hanya saja pada salah satu bagian tubuhnya berwujud binatang.
b.    Wamana (manusia kerdil)
-       Makhluk hidup ciptaan Tuhan sebagaimana manusia hanya saja memiliki postur tubuh lebih kecil daripada manusia-manusia umumnya.
-       Barangkali dapat ditafsirkan manusia seperti ini sebagai manusia yang memiliki pemikiran lebih kerdil dari manusia yang lainnya.
c.    Jatma “Manusya”
-       Manusia yang sempurna yaitu manusia yang telah memiliki sikap mental, beriman, terpelajar, berbudi luhur, cakap dan terampil, berkepribadian mandiri dan mantap serta bertanggung jawab terhadap bersama, masyarakat, nusa dan bangsa.
-        Jenis manusia yang dimaksud berdasarkan atas sifat dan jenis kelaminnya, antara lain :
a.  Manusia laki-laki “Purusa” adalah manusia yang berjenis kelamin laki – laki dan dominan bersifat kelaki – lakian.
b.  Manusia perempuan “Pradana” adalah manusia yang berjenis kelamin perempuan dan dominan bersifat kewanitaan.
c.   Manusia banci adalah manusia yang berjenis kelamin laki – laki dan bersifat perempuan atau manusia yang berjenis kelamin perempuan bersifat laki – laki.


3.    Unsur-unsur Bhuwana Alit

v  Asal mula Bhuwana Alit (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan) pada dasarnya adalah sama.Bhuwana Alit merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keberadaan bhuwana Agung.Dari Tri Guna menyebabkan Karma dan Karma Wesana.Keberadaan Karma Wesana memiliki keterkaitan dengan jiwa-atma.Jiwa atma adalah atma yang terdapat dalam diri manusia.
v  Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit diciptakan oleh pencipta tunggal.Pencipta yang tunggal “Tuhan” menciptakan Purusa dan Prakrti.Sehingga di dalam diri manusia pun terdapat kedua unsure tersebut.Unsur Purusa itu menjadi Jiwatman , sedangkan unsure Prakrti menjadi badan kasar atau Sthula Sarira.Jiwatma disebut Suksma Sarira atau Lingga Sarira.Suksma Sarira terdiri dari , Bhudi, Manas,  Ahamkara.Bhudi , Manas dan Ahamkara disebut Tri Antah Karana.
v  Fungsi dan bagian Tri Antah Karana :
a.    Bhudi berfungsi untuk menentukan keputusan.
b.    Manas berfungsi untuk berpikir.
c.    Ahamkara berfungsi untuk merasakan dan bertindak.
v  Indriya manusia ada sepuluh yang sering disebut Dasendriya.Kesepuluh indriya ini dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu :
1.Panca Budhindriya , yaitu lima macam indriya yang terdapat pada manusia untuk mengetahui sesuatu, yang terdiri dari :
a.    Caksuindriya (indriya pada mata)
b.    Srotendriya (indriya pada telinga)
c.    Ghranendriya(indriya pada hidung)
d.    Jihwendrya  (indriya pada lidah)
e.    Twakindriya (indriya pada kulit)
2. Panca Karmendriya adalah lima macam indriya yang ada pada manusia yang berfungsi untuk melakukan sesuatu, terdiri dari :
a.    Panindriya ( indriya pada tangan)
b.    Padendriya (indriya pada kaki)
c.    Garbhendriya (indriya pada perut)
d.    Upasthendriya atau Bhagendriya (  indriya pada kelamin laki-laki dan wanita)
e.    Payuindriya (indriya pada pelepasan/anus)
v  Manas berkedudukan sebagai Rajandriya , yaitu raja dari indriya.Seluruh indriya berpusat pada pikiran” Manas” manusia.
v  Sthula Sarira terjadi sebagai akibat dari Panca Tanmantra yang berevolusi.
v  Unsur-unsur dari Panca Tanmantra adalah :
a.    Sabda Tanmantra (bekas-bekas suara)
b.    Sparsa Tanmatra (bekas – bekas rasa yang berasal dari sentuhan)
c.    Rupa Tanmatra (bekas-bekas cahaya )
d.    Rasa Tanmatra (bekas- bekas rasa yang pernah dikecap)
e.    Gandha Tanmatra (bekas-bekas bau)
v  Unsur- unsur Panca Tanmatra selanjutnya mengalami evolusi , berubah secara perlahan menjadi unsur-unsur Panca Maha Bhuta.
v  Perubahan yang dimaksud :
a.    Sabda Tanmatra dapat berubah bentuk menjadi akasa atau ether.
b.    Sparsa Tanmatra dapat berubah bentuk menjadi bayu atau wayu.
c.    Rupa Tanmatra dapat berubah menjadi bentuk teja atau zat panas.
d.    Rasa Tanmatra dapat berubah bentuk menjadi apah.
e.    Gandha Tanmatra dapat berubah menjadi prthiwi.
v  Terkait dengan keberadaan Sthula Sarira atau badan kasar manusia juga disebutkan memiliki unsur- unsur yang lain , seperti :
1.    Sad Kosa , yaitu enam lapis pembungkus Sthula Sarira , yang terdiri dari : Asti tau tawulan ( tulang), Odwad (otot), Mamsa (daging), Rudhira ( darah), dan carma(kulit)
2.    Dasa Bayu atau Dasa Prana yaitu sepuluh macam udara dalam badan manusia yaitu :
a.    Prana (udara pada paru –paru)
b.    Samana (udara pada pencernaan)
c.    Apana ( udara pada pantat)
d.    Udana (udara pada kerongkongan)
e.    Byana( udara yang menyebar ke seluruh tubuh)
f.     Naga (udara  pada perut yang keluar dari saat  mengempis)
g.    Kumara (udara yang keluar dari badan, tangan, jari)
h.    Krakara(udara pada saat bersin)
i.      Dewadatta (udara saat menguap)
j.      Dananjaya(udara yang memberi makan pada badan)
v  Selain itu ada unsur-unsur yang berhubungan dengan Suksma Sarira, ada lima macam unsur yang disebut Panca Mayakosa.Panca Mayakosa adalah lima macam unsur pembungkus Suksma Sarira manusia yang bersifat sangat halus , terdiri dari:
a.    Anamaya Kosa (unsure pembungkus yang berasal dari sari makanan)
b.    Pranamaya Kosa (unsur pembungkus yang berasal dari sari nafas)
c.    Wijnanamaya Kosa (unsur pembungkus yang berasal dari sari pengetahuan)
d.    Manomaya Kosa (unsure pembungkus yang berasal dari sari pikiran)
e.    Anandamaya Kosa (unsur pembungkus yang berasal dari kebahagiaan)
v  Penggabungan dari Rajendra , Panca Budhindriya , dan Panca Karmendriya disebut dengan nama Eka Dasendriya , yaitu sebelas indriya yang terdapat pada manusia” Bhuwana Alit”.Proses atau pembentukan Bhuwana Alit merupakan penggabungan dari seluruh unsure yang bersifat maya seperti : citta, budhi , manas dan ahamkara.
v  Keseluruhan Bhuwana Alit yang berada di alam semesta ini tidak akan mampu bergerak kalau tidak diberikan hidup oleh atman.Jadi, atman merupakan unsur yang teramat penting untuk memberikan hidup Bhuwana Alit.
v  Manusia sebagai salah satu unsur  isi alam semesta ini terbentuk secara evolusi atau proses yang sangat panjang.
v  ;., Ada pun pengaruh yang bersifat naluriah dari pembentukan manusia terdiri dari unsure biologis( instint, pikiran, budhi, makan minum dan yang lainnya).Unsur Tri Guna , tiga sifat yang sangat fundamental.Serta unsur Karma Wesana  seseorang juga memiliki pengaruh yang menentukan akan kelahiran berikutnya.Hal ini tergantung dari baik buruknya perbuatan.


4.    Sloka-Sloka

Sloka yang menyatakan peciptaan Bhuana Alit.
·         “So’bhidhaya carirat swatsiskr wiwidhah prajah, apa ewansa-sarjadan tasu bija mawa bijat”
(Manawa Dharmasastra I.9)
Artinya :
Ia Tuhan menciptakan dari dirinya sendiri semua mahkluk hidup yang beraneka ragam, mula – mula dengan pikiran-Nya, terciptalah air dan meletakkan benih-benih kehidupan pada air itu.

·         “Tesam twa wayawansukam sannamapyamitanjasam, sanniwe yatama martasu sarwabhutani nirmame”
(Manawa Dharmasastra I.16)
Artinya :
Tetapi dengan menggabungkan unsur yang enam, yang mengandung tenaga tak terkirakan itu dengan unsur dari dirinya, Ia menciptakan semua mahkluk seisi alam.

·         “Adyadyasya gunam twesam awanopati parah – parah, yo yo yawattithaccaisam sa sawyayam”
(Manawa Dharmasastra I.20)


Artinya :
Masing – masing unsur alam ini berturut – turut mengandung unsur-unsur alam yang menalam ini berturut – turut mengandung unsur-unsur alam yang mendahuluinya sehingga masing – masing unsur mempunyai sifat yang bermacam – macam sesuai dengan tempat urutan serta sifat – sifat alam yang dikandungnya

·         “Ewammetairidam sarwam manniyoganmahatmabhih yathakarma tapoyogatsrstam”
(Manawa Dharmasastra I.41)
Artinya :
Demikianlah semua ciptaan, yang bergerak maupun yang tidak bergerak, diciptakan oleh mereka yang Maha Atma dengan kekuatan tapanya semuanya atas perintah-Ku dan menurut hasil daripada perbuatannya.
·         “Mama yonir mahad brahma, tasmin garbham dadhamy aham sambhavah sarwabhutanam tato bhavati bharata”
(Bhagawadgita XIV.3)
Artinya :
Kandungan-Ku adalah Brahma Yang Esa di dalamnya Aku letakkan benih dan dari sanalah terlahir semua makhluk wahai Barata.

·         “Yan satwika ikang Citta, ya hetuning atma pamanggihaken kamoksan, apan ya nirmala, dumeh ya gumawayakenrasa ning agama lawan wekasning guru.”
(Wrhaspati Tattwa, 20)
Artinya :
Apabila Satwa Citta itu, itulah sebabnya atma menemukan kemoksaan atau kelepasan, oleh karena ia suci, menyebabkan ia melaksanakan ajaran agama dan petuah guru.

·         “Yapwam pada gong nikang satwa lawan rajah, yeka matangyan mahyun magawaya dharma denya. Kakadi pwakang dharma denya kalih, ya ta matangnyan mulih ring swarrga, apan ikang satwa mahyun ing gawe hayu, ikang rajah manglakwaken.”
(Wrhaspati Tattwa, 21)
Artinya :
Apabila sama besarnya antara Satwa dan Rajah, itulah sebabnya ingin mengamalkan dharma karenanya berhasillah dharma itu olehnya berdua, itulah menyebabkan pulang ke Sorga, sebab Satwa ingin berbuat baik, si rajah itu yang melaksanakan.

·         “Yan pada gongnya ketelu, ikang satwa rajah tamah, ya ta matangnyan pangjadma manusa apan pada wineh kahyunnya.
(Wrhaspati Tattwa, 22)
Artinya :
Apabila sama besarnya ketiga (guna) Satwa, Rajah, dan Tamas itu, itulah yang menyebabkan, menjelmanya manusia, karena sama memberikan kehendaknya atau keinginannya.

·         “Yapwam cittwa si rajah mangong, kroddha kewala, sakti pwa ring gawe hala, ya ta hetuning Atma tibeng neraka.”
( Wrhaspati Tattwa 23)
Artinya :
Apabila Citta si Rajah besar, hanya marah kuat pada perbuatan jahat, itulah yang menyebabkan atma jatuh ke Neraka.

·         “Yapan tamah mangong ring Citta ya hetuning atma matemahan tiryak, yan tan dadi ikang dharmasadhana denya pangdadi ta ya janggama.”
( Wrhaspati Tattwa 24)
Artinya :
Apabila Tamah yang lebih besar dari pada Citta, itulah yang menyebabkan atma menjadi binatang, Ia tidak dapat melaksanakan dharma olehnya, yang menyebabkan menjadi tumbuh – tumbuhan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar